Jumat, 21 Maret 2008

MENOPAUSE

Menopause adalah suatu keadaan dimana tidak terjadinya menstruasi selama 12 bulan. Masa transisi menopause diawali dengan masa siklus menstruasi yang berbeda (tidak teratur) dan diakhiri dengan berhentinya menstruasi. Perimenopause berarti 'waktu menjelang menopause'.

Istilah ini bukanlah merupakan istilah medis, tetapi kadang kala digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek yang mengiringi menopause yang terjadi pada masa transisi tersebut. Postmenopause menunjukkan masa setelah terjadinya menstruasi terakhir.

Menopause merupakan suatu waktu dimana kehidupan wanita berubah seiring dengan menurunnya fungsi ovarium (indung telur). Ovarium merupakan sepasang kelenjar reproduksi pada wanita. Ovarium terletak pada pelvis (ruang panggul), masing-masing satu buah pada setiap sisi uterus (rahim). Ukuran dan bentuk masing-masing ovarium kira-kira seperti buah almond. Ovarium menghasilkan telur (ova) dan hormon kewanitaan seperti estrogen. Setiap siklus menstruasi, satu buah telur dilepaskan dari satu ovarium. Telur akan berjalan dari ovarium melalui tuba Fallopii menuju uterus.

Ovarium merupakan sumber utama hormon kewanitaan, yang mengatur perkembangan karakteristik tubuh wanita seperti payudara, bentuk tubuh dan rambut pada tubuh. Hormon juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan. Estrogen juga melindungi tulang. Maka dari itu, seorang wanita dapat mengalami osteoporosis (pengeroposan tulang) di kemudian hari ketika ovariumnya tidak lagi menghasilkan estrogen yang adekuat.
Perimenopause terjadi di waktu yang berbeda-beda pada setiap wanita. Para ahli masih berusaha meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dan mengawali masa transisi ini.



Pada usia berapa biasanya wanita mengalami menopause?

Pada umumnya wanita mengalami menopause pada usia 51 tahun. Tetapi tidak ada cara untuk memprediksi kapan wanita tersebut memasuki masa menopause. Usia dimana wanita tersebut mendapatkan menstruasinya pertama kali tidak berpengaruh dengan kapan wanita tersebut mengalami menopause. Sebagian besar wanita mengalami menopause pada rentang usia 45 dan 55 tahun, tetapi menopause dapat terjadi lebih awal pada usia 30an atau 40an tahun atau bahkan tidak terjadi menopause hingga usia 60an tahun. Sebagai perkiraan kasar, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia yang sama dengan ibunya menngalami menopause.

Perimenopause, seringkali diiringi dengan ketidakteraturan siklus menstruasi bersamaan dengan gejala-gejala khas, yang dapat muncul 10 tahun lebih awal dari menstruasi terakhir.



Apa saja gejala menopause?

Gejala yang timbul pada masa menopause adalah Hot flashes (rasa panas pada badan dan wajah), sulit tidur, perasaan hati yang berubah-ubah (mood swing, uring-uringan), dan rasa kering pada vagina.


Kondisi apa yang dapat mempengaruhi datangnya menopause?

Operasi pengangkatan kedua ovarium. Dalam hal ini biasanya tidak dijumpai perimenopause. Segera setelah operasi, wanita tersebut akan mengalami gejala dan tanda menopause yang berat. Pada wanita yang tidak mendapatkan menstruasi setelah menjalani operasi pengangkatan rahim (histerektomi), kedua ovariumnya masih dapat menghasilkan hormon seperti pada keadaan normal hingga tiba waktunya menopause.

Kemoterapi dan terapi radiasi pada kanker. Bila kedua terapi ini diberikan pada wanita dalam masa reproduktif akan menyebabkan menopause lebih awal. Gejala menopause dapat timbul selama masa terapi atau beberapa bulan setelah terapi.
Kegagalan Ovarium prematur. Keadaan ini didefinisikan sebagai terjadinya menopause sebelum usia 40 tahun. Kondisi ini terjadi pada 1% wanita. Penyebabnya tidak sepenuhnya diketahui, tetapi mungkin terkait dengan penyakit autoimun atau faktor genetik.


Perubahan apa saja yang terjadi setelah menopause?

Beberapa kondisi medis akan terjadi setelah menopause. Informasi ini diharapkan membuat Anda lebih waspada dalam mengantisipasi perubahan tersebut untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.

-Penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
Ketika kadar estrogen menurun, maka risiko untuk terkena penyakit kardiovaskular akan meningkat. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama pada wanita sebagaimana pada pria. Meski demikian, masih ada cara untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung. Usaha yang dapat Anda lakukan adalah berhenti merokok, menurunkan tekanan darah, berolah raga dengan teratur dan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti buah, sayur dan grain.

-Osteoporosis
Dalam beberapa tahun setelah menopause, kepadatan tulang Anda mungkin akan cepat berkurang (keropos), sehingga meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi rapuh, sehingga mudah patah. Wanita menopause biasanya lebih rentan mengalami patah tulang panggul, pergelangan tangan dan tulang belakang.
Itulah mengapa perlu mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah cukup, yaitu 1200-1500 mg kalsium dan 800 IU vitamin D setiap harinya. Berolah raga teratur juga tidak kalah pentingnya, seperti jogging (berlari) dan berjalan kaki, untuk menjaga tulang tetap kuat.

-Inkontinensia urin (tidak dapat menahan kencing)
Seiring dengan berkurangnya elastisitas vagina dan urethra (saluran kemih), Anda mungkin mengalami kesulitan untuk menahan keinginan untuk berkemih yang kemudian diikuti dengan keluarnya kencing tiba-tiba (ngompol) ketika batuk, tertawa atau sedang mengangkat barang berat.

-Berat badan
Sebagian besar wanita mengalami peningkatan berat badan saat masa transisi. Anda perlu mengurangi asupan sebanyak 200-400 kalori dan berolah raga lebih teratur untuk mempertahankan berat badan.

Apakah diperlukan pengobatan saat menopause?

Pada dasarnya menopause tidak membutuhkan terapi medis. Meski demikian, terapi kadang diperlukan untuk meringankan gejala-gejala yang terjadi dan untuk mencegah atau mengurangi kondisi penuaan yang berjala seiring dengan proses menopause.

-Terapi hormonal. Terapi sulih hormon menggunakan estrogen, hingga kini, masih merupakan terapi untuk meringankan hot flashes. Dokter mungkin akan merekomendasikan estrogen dengan dosis serendah mungkin, bergantung pada riwayat medis Anda dan keluarga Anda.
Medikasi lain yang digunakan untuk meredakan gejala hot flashes adalah obat-obatan golongan anti-depresan, gabapentin, dan clonidine.

-Bisphosphonate dapat digunakan utnuk menurunkan risiko osteoporosis.

-Vaginal estrogen dapat mengurangi kekeringan vagina dan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual. Sediaan yang ada biasanya berupa tablet, cincin atau krim. Metode ini hanya menggunakan estrogen dosis rendah, yang kemudian akan diabsorbsi (diserap) oleh vagina.

-Vitamin E dapat mengurangi hot flashes. Yang perlu diperhatikan adalah dosis yang digunakan tidak lebih dari 400 IU setiap harinya.


Bila saya memasuki masa menopause….

Berikut adalah hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menjalani masa menopause

-Mengurangi hot flashes dengan berolah raga, memakai pakaian berlapis dan cobalah untuk mengenali apa yang dapat memicu timbulnya hot flashes pada diri Anda. Faktor pemicu yang paling sering adalah minuman panas, makanan yang berempah, alkohol, dan cuaca panas.

-Mengurangi rasa tidak nyaman pada vagina. Gunakan vaginal estrogen atau lubrikan (pelincir) vagina saat berhubungan.

-Mengoptimalkan kualitas tidur. Hindari kopi dan berolah raga teratur. Sebelum tidur lakukan teknik relaksasi, seperti menarik napas panjang dan relaksasi otot-otot dapat membantu.

-Memperkuat otot dasar panggul. Lakukan senam Kegel (seperti menahan kencing) dapat mengurangi inkontinensia urin (tidak dapat menahan kencing, ngompol)

-Makan cukup dan seimbang yaitu mengkonsumsi berbagai jenis buah, sayur dan membatasi makanan berlemak, minyak serta gula. Jangan lupa tambahkan 1200-1500 mg kalsium dan 800 IU vitamin D.

-Melakukan pemeriksaan tubuh berkala, seperti mammografi, Pap-smear, profil lipid dan tes lainnya.
dr. Pramita Andarwati

Tidak ada komentar: